Namanya Winny. Usianya 40 tahun. Saya bertemu dengan wanita ini pada November 2014. Kesan pertama yang terlihat adalah keceriaannya yang mengisi seluruh ruangan. Ia lincah dan bergerak ke sana kemari, menyiapkan segala sesuatu dengan penuh semangat.
Siapa sangka, di balik keceriaan itu, ia pernah mengalami masa-masa yang berat. Saat itu, ia bersama seorang partner membuka sebuah usaha tour and travel. Namun, sebuah peristiwa terjadi dan meluluhlantakkan segala yang ia miliki. Setelah kejadian itu, ia tak lagi memiliki modal untuk meneruskan usaha yang baru dirintisnya. Bahkan, ia tak lagi bisa menggaji karyawan.
Meskipun seakan tak ada jalan, ia terus berdoa dan meminta dibukakan jalan keluar. Sebuah “kebetulan” mengenalkannya pada seorang rekan pengusaha yang kemudian menguatkannya untuk tetap berada di jalur bisnis. Ia belajar banyak dari pengusaha tersebut. Semangat pun menular. Ia segera memulai lagi dari nol berbekal modal seadanya. Apa yang ia punya, ia jadikan pijakan awal.
Untuk usaha dan kerja kerasnya, kini bisnis tour and travel yang dimilikinya mengalami perkembangan yang pesat. Ia memberangkatkan rombongan ke berbagai tempat, baik di dalam dan luar negeri. Ia memiliki beberapa karyawan yang sungguh-sungguh menghormati dan kagum padanya. Meskipun, yang namanya bisnis tak pernah lepas dari keadaan yang jatuh bangun. Semua itu dijadikan sebagai pelajaran untuk terus maju.
Bagi saya, Winny bukan sekadar lambang wanita mandiri yang bisa bangkit dari keterpurukan, tetapi ia juga mewakili ratusan bahkan ribuan orang di dunia ini yang pernah putus asa. Banyak rintangan dan halangan yang ditemui untuk mencapai impian. Namun, sedikit dari antara mereka yang menetapkan hati untuk mengulangi hal yang sama dan berjuang kembali dari awal. Dari kehidupan Winny terbukti bahwa manusia–entah perempuan atau laki-laki–bisa menang melawan ketidakmungkinan. Apa senjatanya? Keyakinan pada diri, kemampuan memaksimalkan potensi diri, dan semangat pantang menyerah. Terima kasih Winny sudah mengajarkanku banyak hal, meskipun perjumpaan kita hanya sekilas.